Bentuk Bumi Menurut Al-Quran

 Setelah sebelumnya scriptmobaterudate membahas  Bentuk Bumi Menurut Al-Quran

Setelah sebelumnya scriptmobaterudate membahas Bentuk Bumi Menurut Ilmuan Muslim Al-Biruni di postingan ini kita akan membahas bagaimana pendapat Islam di Al-Qur'an mengenai fenomena flat earth yang masih diperdebatkan sampai ketika ini?

Bentuk Bumi Menurut Al-Quran

Assalamualaikum teman Islam semuanya,
Bahasa Arab adalah bahasa yang sangat kompleks, artistik, dan puitis secara alamiah. Satu kata mampu berarti sejumlah makna, itulah mengapa Quran terkadang sangat sulit dimengerti bahkan oleh para pembicara Arab yang fasih atau sastrawan Arab sekalipun.

Oleh sebab itu bahasa Arab Alquran oleh para ulama disebut sebagai bahasa Arab yang paling sempurna. 

Alquran memberikan banyak petunjuk ilmiah yang telah terbukti hari ini untuk menjadi mukjizat yang sangat jelas, alasannya adalah Alquran sangat cocok dengan sains modern.

Salah satu mukjizat Ilahi dari al-qur'anul karim ialah bahwa Allah menggunakan petunjuk petunjuk linear untuk menyebabkan Alquran benar-benar dinamis dan sesuai untuk semua waktu yang dihadirkan di dalamnya, alasannya ilmu insan juga berkembang sesuai dengan zamannya.

Baru-baru ini konferensi tahunan para penganut flat earth atau teori bumi datar digelar untuk pertama kalinya. Acara Flat Earth International Conference di North Carolina Amerika Serikat pada November 2017 yang kemudian.

Konferensi itu mengklaim bahwa bentuk bumi adalah datar atau mirip bentuk cakram dan bukanlah bundar mirip yang telah diakui para ilmuwan dunia selama ini. Mereka juga membawa referensi dari ayat-ayat kitab suci termasuk dari ayat Al Qur'anul karim.

Narasumber pada konferensi tersebut mengutip berbagai ayat di dalam al-quran yang mana dikatakan bahwa bumi itu dibentangkan atau dihamparkan yang berarti bahwa untuk bumi itu datar.

Untuk mengetahui makna yang bergotong-royong dari sebuah ayat al-qur'an haruslah mengetahui makna kata dasar dalam bahasa alquran yakni bahasa Arab dan juga tidak terlepas dari konteks bahwasanya. Tidak mampu kita eksklusif menggunakan kamus bahasa kita sendiri untuk mencari suatu definisi dari bahasa al-quran.

Kita tahu bahwa tidak ada satupun ayat di dalam al-quran yang secara eksplisit menyampaikan bahwa bumi itu datar. Sesuai tafsir jumhur ulama terkait bentuk bumi di dalam ayat-ayat al-qur'an terdapat dua istilah, Khalaqa yang berarti membuat dan Ja'alna yang berarti menimbulkan.

Khalaqa berarti Allah membuat bentuk bumi adalah bulat dan Ja'alna berarti oleh Allah bumi dijadikan datar atau terhampar bagi insan yang hidup di atasnya.

Perhatikan, semua kata Ja'alna atau menjadikan akan terhubung dengan kata dihamparkan, namun tidak ada kata Khalaqa atau diciptakan yang diikuti dengan kata dihamparkan.

Sebagai pola Alquran surat Al Baqarah ayat 22

"Dialah yang menimbulkan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap dan beliau menurunkan air hujan dari langit"

Kata Firasyan memiliki arti daerah tidur artinya bumi dihamparkan sebagai kawasan istirahat bagi manusia bukan dalam makna keseluruhan bahwa bumi berbentuk datar.

Perhatikan kalimat

"Dialah yang menimbulkan bumi sebagai hamparan bagimu..."

Ayat ini menawarkan bahwa bumi ini dijadikan terhampar bagi pandangan kita umat manusia.

Bagaimana sudut pandang mata kita terhadap bumi, terhampar bukan? untuk bentuk bumi sendiri Alquran sudah menjelaskan pada surat Ar Rahman ayat 33 yang berbunyi,

"Hai sekalian jin dan insan bila kau mampu menembus atau melintasi penjuru langit dan bumi maka lintasilah, kamu tidak akan dapat menembusnya kecuali dengan kewenangan atau kekuatan"

Perhatikan bahwa Quran di sini menggunakan kata akthori yang diterjemahkan sebagai penjuru. kata tersebut mengandung arti diameter atau garis tengah, kata ini merupakan jamak dari Quthr.

Suatu bangkit 3 dimensi yang memiliki banyak diameter adalah elipsoid atau yang cenderung menyerupainya. Elipsoid adalah suatu bangkit yang lingkaran mirip bola dengan bentuk memipih seperti telur. Karena itu ilmuan muslim populer Al Biruni melakukan eksperimen perhitungan diameter bumi bukan menghitung panjang ataupun lebar bumi.

Di surat Az Zumar ayat 5 Allah subhanahu wa ta'ala berfirman

"Dia membuat langit dan bumi dengan tujuan yang benar beliau menutupkan malam atau siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan berdasarkan waktu yang ditentukan. Ingatlah dialah yang maha perkasa lagi maha pengampun"

Menutupkan "yukawwiru" dalam ayat tersebut secara bahasa mengandung pengertian melapisi sesuatu kepada suatu benda yang lingkaran biasanya dipakai dalam istilah menutupkan turban di kepala.

Pakar Al Quran Indonesia Profesor Ahsin Sakho Muhammad mengatakan teori bumi datar tersebut hanya melihat bentuk bumi dari sisi pandangan mata saja, dengan mata manusia tentu terbatas namun jikalau dilihat secara keseluruhan bumi berbentuk lingkaran.

Dalam surah Az Zumar ayat 5 tersebut Allah Subhanahu Wa Ta'ala memakai kata yukawwiru yang diambil dari kata Takwir. Kata Takwir ini berarti bola atau menggelinding alasannya bentuk bumi yang bulat itulah, waktu antara siang dan malam silih berganti.

Kata Khalaqa dipakai bersama kata yukawwiru, jadi sekali lagi secara tersirat Allah ingin memberitahukan kepada insan bahwa bumi itu bundar dan bumi sehabis itu dihamparkan nya.

Yang menarik dari surat An Naziat ayat 30 ini adalah kata Dahaha yang banyak menjadi perdebatan. Dahaha di sini diartikan dengan dihamparkan, hanya muncul sekali yakni di ayat ini saja dari sekian banyak ayat Alquran yang menyampaikan dihamparkan atau dibentangkan.

Dahaha berasal dari kata kerja Daha yang diturunkan dari kata kerja Dahw yang mampu berarti membentangkan, mendorong, melemparkan, menggerakkan, bahkan menurut lens arabic-english lexicon dikala membahas mengenai Daha dan turunannya walaupun memiliki banyak arti seperti membentangkan, mendorong, melemparkan dan menggerakan akan tetapi kata-kata kerja itu selalu berkaitan dengan benda yang bentuknya lingkaran seperti telur, watu, dan mainan berbentuk bulat.

Seperti Idhiyya atau Adhiyyah yang diartikan dengan cara burung membuat sarang yakni dengan cara mengais ngais pasir dengan kedua kakinya untuk lalu meletakkan telur telurnya dengan cara menggeser telur-telur tersebut.

Mayoritas pendapat jumhur ulama menyatakan bahwa penafsiran ayat-ayat Quran perihal bentuk bumi bundar itu jauh lebih besar lengan berkuasa dibandingkan dengan bentuk bumi datar Wallahu A'lam Bishawab

Subscribe to receive free email updates: