Mengejutkan! Ternyata Begini Cerita Bubuk Nawas Yang Bantu-Membantu

 Ternyata Begini Kisah Abu Nawas yang Sebenarnya Mengejutkan! Ternyata Begini Kisah Abu Nawas yang Sebenarnya

Kita niscaya sudah familiar wacana cerita dongeng mengenai Abu Nawas, seorang yang cerdas dan banyak nalar. Tapi apakah kisah tersebut benar adanya atau hanya kebohongan belaka?.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh sahabat Islam semuanya, konon pada zaman khalifah Harun ar-rasyid salah satu khalifah Daulah Bani Abbasiyah, hiduplah seorang pujangga yang berjulukan Abu Nuwas atau Abu Nawas, Khalifah memiliki hubungan akrab dengan Abu Nawas ini. Abu Nawas digambarkan sebagai seorang penyair yang mempunyai sifat pemalas namun cerdas dan banyak akalnya, sementara Khalifah Harun Al Rasyid digambarkan sebagai seorang raja yang kurang pandai, suka berfoya-foya, dan sangat kikir.

Kisah ini sangat mashyur di negeri nusantara dan mungkin juga di banyak sekali bagian bumi Islam lainnya. Banyak komik yang ditulis lalu dikonsumsi oleh semua kalangan yang menggambarkan bagaimana bejatnya perbuatan khalifah ini beserta sahabat karibnya Abu Nawas. Sehingga jikalau disebut di kalangan orang banyak perihal Harun ar-rasyid maka yang terbetik dalam bayangan mereka ialah gambaran raja tanpa Wibawa yang suka main musik dan suka minum khamr atau minuman keras. Jarang sekali di antara kaum muslimin mengetahui siapa bahu-membahu khalifah Harun ar-rasyid ini, kecuali dari kisah yang beredar.

Asal usul utama kisah ini bersumber dari sebuah buku dongeng Alfu lailatin wa lailah (dongeng 1001 Malam), buku ini dari lembar pertama sampai lembar terakhir hanyalah berisi cerita dan yang namanya dongeng berarti ia tidak punya asal ajakan yang terpercaya, isinya pun hanyalah imajinasi belaka. Misalnya kisah perihal Alibaba dengan perampok, dongeng Aladin dan Lampu Ajaib nya, begitu pula kisah wacana Abu Nawas dengan Harun ar-rasyid. Buku ini asal-usulnya adalah dongeng yang berasal dari bangsa India dan persia lalu dialihbahasakan ke dalam bahasa Arab pada sekitar masa ke-3 Hijriyah, lalu ada yang menambahi beberapa ceritanya sehingga hingga pada kurun Daulah mamalik.

Nama Abu Nawas semakin terkenal dikala hasilnya ini sering diadopsi sebagai tokoh untuk menyampaikan pesan-pesan hikmah secara humor oleh para penyair Sufi kontemporer. Lalu siapakah sebenarnya Abu Nawas itu? nama orisinil Abu Nawas yaitu Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami, beliau dilahirkan pada tahun 145 Hijriah atau tahun 747 masehi di kota Ahvas di negeri Persia atau Iran. Darah Arab mengalir dari ayahnya dan darah Persia mengalir dari ibunya, ayahnya Hani al-hakam merupakan anggota legiun militer khalifah Marwan 2, sementara ibunya berjulukan Jalban perempuan Persia yang bekerja sebagai pencuci kain wol.

Abu Nawas merupakan seorang pujangga Arab dan seorang penyair yang termasyhur pada zaman Bani Abbasiyah. Sejak kecil ia sudah yatim, sang ibu lalu membawanya ke Basrah, Irak di kota inilah Abu Nawas berguru banyak sekali macam ilmu pengetahuan kepiawaiannya dalam menggubah syair qasidah, membuat beliau begitu dikenali di banyak sekali kalangan hingga dia dianggap sebagai pemimpin para penyair di zaman nya. Dalam Al-Wasith lil Adabil arabi waTarikhi beliau digambarkan sebagai penyair multivisi, penuh canda, berlidah tajam, penghayal ulung, dan tokoh terkemuka sastrawan angkatan baru.

Kepandaiannya menulis puisi menarik perhatian khalifah Harun ar-rasyid melalui musikus istana, Ishaq Al wawsuli, Abu Nawas dipanggil untuk menjadi penyair istana. Namun amat disayangkan perjalanan hidupnya banyak diwarnai dengan kemaksiatan dan itu banyak juga mewarnai syair syair nya sehingga saking banyaknya beliau berbicara ihwal problem khamr (minuman keras) hingga-hingga kumpulan syairnya ada yang disebut "Khamriyyat".

Hampir semua kitab sejarah menyebutkan hal yang sama, Abu Nawas ialah sastrawan cabul gambar minuman keras, berbicara kotor, dan puisi-puisinya banyak mengkritik hadist dan ayat Alquran yang melarang minum khamr. Ia juga sering keluar masuk penjara sebab puisi-puisinya itu, akan tetapi walau bagaimanapun juga disebutkan dalam buku buku sejarah bahwa ia sempat bertaubat di akhir hayatnya.

Lalu siapa bergotong-royong Harun ar-rasyid itu? dia ialah Amirul Mukminin Harun al-rasyid bin Mahdi Al Quraisy Al hasyimi. Beliau yakni salah satu khalifah Bani Abbasiyah bahkan pada abad beliau lah Bani Abbasiyah mencapai zaman keemasannya. Beliau yakni raja yang dikenal erat dengan para ulama, menghormati ilmu, dan selalu beribadah, serta berjihad, banyak disebutkan dalam banyak sekali buku sejarah yang terpercaya bahwa dia selalu melaksanakan ibadah haji pada suatu tahun dan tahun berikutnya ia berjihad begitu seterusnya.

Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, “Perjalanan hidup dia sangat manis. (Beliau) seorang raja yang paling banyak berjihad dan menunaikan ibadah haji. Setiap hari ia bershodaqoh dengan hartanya sendiri sebanyak seribu dirham. Kalau pergi haji ia juga menghajikan seratus ulama dan anak-anak mereka, dan apabila beliau tidak pergi haji, maka beliau menghajikan tiga ratus orang. Beliau suka sekali bershodaqoh. Beliau mencintai para ulama dan pujangga. Cincin beliau bertuliskan kalimat La ilaha ilallah, ia mengerjakan shalat setiap harinya seratus rakaat hingga meninggal dunia. Hal ini tidak pernah beliau tinggalkan kecuali jikalau sedang sekit.” (Al-Bidayah wa Al-Nihayah, 14:28)

Sangat sedikit sekali orang zaman kini yang mengetahui siapa sebetulnya Abu Nawas dan siapa khalifah Harun ar-rasyid itu kebanyakan alasannya adalah kita terkecoh oleh kisah turun temurun yang mengandung info yang keliru Wallahu A'lam Bishawab

Sumber Bacaan: Majalah Al-Furqon Edisi 5 Tahun Ke-8 1429H/2008 M

Sumber Gambar: TigaSerangkai.com

Subscribe to receive free email updates: