Sejarah Fitnah Khalqul Qur'an (Al-Qur'an Yakni Makhluk Allah?)

 Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh sobat Islam semuanya Sejarah Fitnah Khalqul Qur'an (Al-Qur'an adalah Makhluk Allah?)

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh sobat Islam semuanya, Sebutan kaum mu'tazilah berasal dari dongeng pendirinya Washil bin Atha yang tidak mau terlibat dengan konflik antara kaum Khawarij yaitu kaum yang terlalu kaku dan gampang mengkafirkan sesama muslim, dengan kaum Murji'ah yaitu kaum yang terlalu bertoleransi dan permisif terhadap pelanggaran syariat Islam pada periode ke-8 masehi.

Istilah mu'tazilah mempunyai arti memisahkan diri. Saat menemukan perbedaan yang tak mampu dipahami di antara Quran dan hadist, mu'tazilah lebih mendahulukan akal, setiap permasalahan yang mereka temui rujukannya yakni akal. Akal merupakan hakim yang memutuskan segala sesuatu sehingga mereka mendapat sebutan sebagai Kaum Rasionalis Islam.

Pada kala berikutnya ajaran mu'tazilah lalu bercampur dengan filsafat Yunani yang juga sangat mengandalkan nalar. Oleh ulama Salaf lalu mu'tazilah ini dikatakan sebagai pemikiran yang menyimpang. Singkatnya anutan mu'tazilah ini kemudian berkembang pesat ke aneka macam wilayah dan puncaknya ketika khalifah Al Makmun bin Al Rasyid dari Dinasti Abbasiyah menjadikannya sebagai mazhab resmi negara. Al Makmun ialah pecinta berat filsafat Yunani.

Di era kepemimpinannya kegiatan penerjemahan buku buku berbahasa aneh ke dalam bahasa Arab mencapai puncaknya. Di Baghdad Ia mendirikan Bait Al Hikmah yang menjadi sentra perpustakaan dan forum penterjemahan dunia, namun kejadian yang paling besar lengan berkuasa dalam sejarah Al Makmun yaitu statement kontroversialnya bahwa Alquran adalah makhluk. Para ulama jago sejarah mengenal kejadian ini dengan sebutan Al  Mihnah atau fitnah khalqul Qur'an, yang mulai menyeruak pada tahun 212 Hijriyah.

Menurut mu'tazilah, Al Alquran yaitu makhluk atau ciptaan Allah sedangkan berdasarkan ahlussunnah Alquran ialah Firman Allah. Fitnah ini semakin memuncak saat Al Makmun menunjukkan arahan kepada penasehatnya untuk mengumpulkan para ulama untuk melakukan pengujian atau fit and proper test, Bagaimana perilaku mereka terhadap pernyataan Khalqul Qur'an ini.

Akhirnya dengan terpaksa di bawah ancaman pedang utusan khalifah semua ulama mengakui bahwa Quran itu yaitu makhluk, kecuali dua orang ulama saja ialah Muhammad Bin Nuh dan Ahmad bin Hanbal. Namun dalam perjalanan menuju Baghdad, Muhammad Bin Nuh meninggal dunia sehingga mudah hanya tersisa Ahmad bin Hanbal saja.

Saat hampir mencapai Bahgdad, qadarullah khalifah Ma'mun meninggal dunia, lalu Ahmad bin Hanbal kunci dibebaskan. Khalifah selanjutnya Al Mu'tashim tetap menganut paham mu'tazilah dan bereaksi sangat keras terhadap ulama yang tidak mengakui Quran yakni makhluk. Ada ulama yang disiksa dibunuh dengan cara dipenggal lehernya. Saat itu hanya tersisa 1 ulama yang menentangnya ialah Ahmad bin Hanbal yang kemudian dipenjara, dan disiksa terus menerus selama 2 tahun 4 bulan

Khalifah berikutnya ialah Al Wasir yang juga berpaham mu'tazilah, Khalifah ini cenderung lebih lunak kepada ulama yang menentangnya, dimana kepada mereka hanya dikenakan tahanan rumah saja.

Baru lalu pada khalifah selanjutnya adalah Al Mutawakkil pemahaman mu'tazilah ini dihapuskan, petinggi petinggi negara yang berpaham ini ditangkap dan kekhalifahan kembali kepada pemahaman ahlussunnah.

Sebenarnya Mengapa paham mu'tazilah dinyatakan sesat di zaman itu? itu karena kaidah utama paham ini yang berbunyi

"Akal lebih didahulukan daripada syariat, Al-Qur'an, As Sunnah, dan Ijma, dan nalar lah sebagai kata pemutus dalam segala hal. Bila syariat bertentangan dengan logika maka sungguh syariat tersebut harus dibuang (ditakwil). (Lihat kata pengantar kitab Al-Intishar Firraddi'alal Mu'tazilatil-Qadariyyah Al-Asyrar)

Selain itu mu'tazilah juga mengingkari sifat Allah. menolak takbir, dan mengingkari siksa kubur. remaja ini paham mu'tazilah coba diangkat lagi oleh kaum Islam liberal sehingga mereka menjuluki dirinya sendiri dengan istilah Neo Mu'tazilah.

Padahal terdapat perbedaan yang fundamental antar keduanya. Kaum mu'tazilah tidak pernah mengkritik dan menyanggah isi dan kandungan Alquran sedangkan kaum Islam liberal malah melakukan hal tersebut Wallahu'alam Bissahwab

Subscribe to receive free email updates: