5 Penyakit Langka Layaknya Superhero
Kita selalu mengaitkan sebuah penyakit dengan hal yang tidak menyenangkan dan berbahaya, namun beberapa penyakit berikut justru seperti dengan kekuatan superhero dalam hal nya abjad di dalam komik.
scriptmobaterudate.blogspot.com menemukan beberapa penyakit langka yang tidak hanya menciptakan saintis heran, tapi menciptakan orang-orang merasa jikalau hal tersebut yaitu sebuah bakat.
Berikut 5 Penyakit langka yang menciptakan penderita layaknya superhero
1. Hyperthymesia
Orang yang menderita hyperthymesia tidak mampu salah dalam menggambarkan kenangan atau kejadian yang mereka ingin lupakan.
Situs informasi BBC menceritakan dongeng Rebecca Sharrock, seorang penulis Australia, yang ingat bagaimana dia di selimuti selimut merah muda dikala beliau masih berusia 7 hari. Memori atau ingatannya begitu unik lihat disini bagaimana beliau membacakan setiap bagian dari novel Harry Potter tanpa melupakan sepatah kata pun. Namun, ia tidak menganggap Hyperthymesia sebagai "bakat" atau layaknya kekuatan super, sebab disamping hal luar biasa yang admin jelaskan sebelumnya, dia pun sering mengeluh mengenai sakit kepala, insomnia, dan rasa lelah yang berlebihan yang dideritanya.
2. Analgesia Kongenital
Analgesia Kongenital yaitu kondisi dimana seseorang tidak dapat mencicipi rasa sakit secara fisik. Sebanyak 40 masalah telah dinyatakan terjadi di satu desa di Swedia, ini sepintas yakni kekuatan super karena sindrom Analgesia Kongenital tidak mempengaruhi kesehatan mental maupun penampilan. Hal yang berbahaya pada penyakit ini ialah ketika seorang anak kecil dengan sindrom ini tidak menyadari bahwa dirinya sedang terluka ketika bermain.
3. Sindrom Savant
Sindrom Savant yaitu kondisi langka pada individu yang secara spesifik terjadi pada perkembangkan saraf yang terganggu layaknya sindrom autisme dan asperger. Orang dengan kondisi ini sangat berbakat dalam bidang musik, lukisan, perhitungan, pembuatan kartografi, dan pembuatan model 3D. Penderita Sindrom Savant mampu pribadi menghitung perkalian angka 3 digit atau bisa menebak hari pada tanggal di 1000 bulan atau tahun kemudian.
Stephen Wiltshire mampu menggambar peta terang wacana London hanya sesudah satu kali dia melakukan penerbangan ke kota tersebut. Banyak orang menyebut penderita Savant yaitu seorang yang genius, dan mereka mempunyai bakat luar biasa di beberapa bidang. Namun, terlepas dari kejeniusan tersebut, penderita sindrom savant mengambarkan kekurangannya termasuk keterbelakangan mental.
Contoh perihal Sindrom Savant ialah Forrest Gump, novel populer karya Winston Groom.
4. Anti suhu acuh taacuh
Selain orang yang tidak mencicipi rasa sakit, ada orang yang tidak merasa kedinginan. Wim Hof yaitu seorang asal Belanda yang menciptakan dokter kebingungan karena kemampuannya menahan suhu cuek yang ekstrim. Baca Wikipedia mengenai Wim Hof.
Dia bisa membenamkan diri di dalam es selama 120 menit, mendaki Mont Blanc tanpa berpakaian apa pun selain celana pendek, dan bahkan berenang di bawah waduk yang membeku.
Para andal mengklaim dirinya sebagai fenomena yang unik, namun Wim sendiri berpikir bahwa kemampuannya untuk dapat menahan dingin adalah hasil latihannya.
5. Penyakit Urbach-Wiethe
Penyakit Urbach-wiethe ialah kelainan genetik yang menjadikan tidak adanya perasaan takut. Hanya 300 perkara yang diketahui, dan seperempatnya terjadi di Afrika Selatan. Pasien yang paling populer yang tidak memiliki rasa takut yakni seorang wanita asal Amerika berinisial S.M (insial diberikan untuk menjaga privasi) baca disini. Periset mencoba menakut-nakuti ia dengan aneka macam cara: mereka memberi laba-laba dan ular berbisa, mengambarkan film horror, dan menguncinya di rumah-rumah berhantu. Semua perjuangan tersebut sia-sia.
Selain itu perempuan tersebut, ia menceritakan wacana situasi menyeramkan yang tidak membuatnya takut: penyerangan dengan pisau yang pernah terjadi di satu malam dan masalah kekerasan di rumahnya yang menciptakan nya kesulitan untuk bisa bertahan.
Ketua kelompok penelitian merasa heran bahwa wanita tersebut mungkin masih hidup sebab dia telah kehilangan kemampuan untuk mengevaluasi bahaya.