Syahwat Menurut Pandangan Islam Dan Al-Quran

 Bagaimana syahwat ada pada diri manusia Syahwat Menurut Pandangan Islam dan Al-Quran

Bagaimana pandangan Islam dan al-Quran mengenai syahwat (nafsu)? Bagaimana syahwat ada pada diri insan, apa imbas aktual dan negatif yang ditimbulkan balasan syahwat lalu bagaimana mengatasi nya?

Assalamualaikum sahabat Islam semuanya, anda niscaya sering mendengar kata syahwat. Apa yang terlintas dalam pikiran anda? yap! ... suatu dorongan nafsu yang identik dengan kegiatan seksual.

Ada suatu anekdot wacana nafsu syahwat yang dikemukakan oleh perempuan terhadap para laki-laki. Mengapa para pria gampang termakan terhadap perempuan yang manis, kulit yang mulus, memiliki (maaf) payudara yang besar atau (maaf) pinggul yang aduhai.

Padahal bukankah dibalik itu semua yang ada hanyalah daging dan darah? dan misalnya, apabila salah satu dari bab tubuh yang dimiliki perempuan itu dipotong dan diberikan kepada sang laki-laki, pasti mereka akan menolak untuk menerimanya. Itulah keanehan nafsu syahwat.

Hal sebaliknya juga berlaku untuk para wanita namun yang menjadi titik berat yaitu pada pria sebab secara ilmu psikologi, laki-laki yakni makhluk visual, sedangkan wanita yaitu makhluk mulut.

Bagi pria, cukup hanya dengan melihat foto wanita elok dalam selembar kertas koran bekas gorengan saja sudah dapat membangkitkan nafsu syahwatnya. Namun tidak sebaliknya, karena hal ini tidak lazim terjadi pada wanita.

Alamiahnya, pria adalah makhluk yang lebih besar lengan berkuasa dari perempuan secara fisik, namun syahwat kepada wanita yaitu kelemahan utama yang sering menjatuhkan pada laki-laki.
Setiap manusia dikaruniakan syahwat oleh Allah SWT. Kalimat Syahwat disebut al-Alquran dalam aneka macam kata bentukannya sebanyak 13 kali.

Secara bahasa, Syahwat artinya menyukai dan menyenangi, sedangkan maknanya yaitu kecenderungan jiwa terhadap apa yang dikehendakinya. Kaprikornus, syahwat berdasarkan Islam yakni semua hasrat yang dimiliki seorang insan terhadap pemenuhan kebutuhan dan harapan duniawi.

Namun dikala ini, konteks Syahwat bergeser hanya kepada hasrat biologis saja. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan syahwat sebagai "nafsu atau keinginan bersetubuh, atau kebirahian". Menurut ilmu kedokteran, penyebab adanya nafsu syahwatnya ini alasannya adanya beberapa hormon yang diproduksi dalam tubuh insan dan dilepaskan saat kondisi tertentu.

Hormon Hormon tersebut antara lain testosteron (pada pria), Estrogen (pada wanita), Oksitosin, Dopamin, dan Kortisol. Tidak ada yang salah dengan syahwat alasannya merupakan anugerah dari Allah kepada manusia, dan juga hewan. Yang membedakannya adalah kemampuan untuk mengendalikannya.

Syahwat terhadap lawan jenis yang diciptakan pada diri manusia mempunyai pesan yang tersirat dan faidah. Antara lain, untuk memelihara keberlangsungan hidup insan di muka bumi hingga waktu yang Allah kehendaki. Tetapi bila Syahwat terhadap lawan jenis ini tidak dikendalikan dengan baik, akan dapat memunculkan banyak keburukan dan musibah. Karena bergotong-royong fitnah (ujian) yang terbesar bagi pria yaitu perempuan, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam :

"Tidaklah saya meninggalkan fitnah setelah aku (wafat), yang lebih berbahaya atas pria daripada fitnah perempuan". (HR Bukhari)

Al-hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata mengenai hadits diatas bahwa fitnah yang disebabkan perempuan yakni fitnah terbesar dibanding dengan fitnah fitnah lainnya.

Anda pasti pernah mendengar kejatuhan tokoh-tokoh seperti Kaisar Romawi, Julius Caesar, yang takluk pada Cleopatra si Ratu Mesir. Atau dongeng skandal Presiden Israel kurun 2000-2017, Mosche Katshav, yang dituduh memperkosa karyawati nya sendiri. Atau bahkan cerita mantan presiden Amerika Serikat, Bill Clinton dengan sekretarisnya, Monica Lewinsky.

Mereka semua hancur reputasinya sebab syahwat kepada perempuan. Solusi untuk mengendalikan nafsu syahwat atau birahi ini berdasarkan Islam yakni:

  • Menghindari aktivitas yang mampu membangkitkan syahwat
  • Memperbanyak kegiatan fisik 
  • Berpuasa 
  • Memperbanyak Ibadah sunnah lainnya 
  • Mengikuti majelis pengajian
  • dan yang paling dianjurkan oleh Rasulullah yakni Menikah bagi yang belum menikah namun sudah memenuhi syarat secara syariah.

Kesimpulan: Al-Qur’an menjelaskan syahwat dengan hal yang berhubungan dengan kecintaan dan kecendrungan kepada hal yang indah dan biasanya mengarah kepada hal-hal yang negatif. Syahwat mempunyai pengaruh aktual dan negatif terhadap seseorang. 

Dampak aktual syahwat adalah pemicu yang menggerakan jiwa seseorang; hawa nafsu sebagai tingkatan menuju kesempurnaan; pergolakan internal jiwa manusia. Sedangkan imbas negatif yang timbul dari hawa nasfu atau syahwat yakni: Allah menciptakan syahwat ada di dalam diri manusia yang bisa saja menciptakan mereka melupakan kebenaran; syahwat juga dapat membuat derajat manusia jatuh dari kemuliaan

Bahaya nya Syahwat di jaman kini menjadi mudah terpengaruh oleh hal-hal yang berbau negatif; di sisi lain orang yang tidak mampu mengendalikan Syahwat nya dapat menjadi penyebab munculnya bencana. Wallahu'alam Bishawab

Courtesy of Catatan Ringan, Ulya Hikmah Sitorus Pane

Subscribe to receive free email updates: